Oleh: Muhtadi Kadi
Syekh Muhammad Ghazali, ulama dan pemikir
Islam asal Mesir, mengatakan, “Sesungguhnya rasa aman, damai, dan
sejahtera adalah kekuatan yang memberikan cahaya kepada akal untuk
berpikir dengan tenang dan kontinu. Karena terkadang, pemikiran tersebut
mampu mengubah perjalanan sejarah.”
Banyak orang yang berasumsi
bahwa mereka akan sukses dalam hidup ini atau nasib hidupnya akan
berubah lebih baik jika ia pindah dari tempat tinggalnya. Artinya,
mereka mengikatkan kesuksesannya dengan perubahan tempat dan keadaan.
Sungguh, asumsi tersebut adalah salah. Karena, sejatinya yang harus
diubah adalah akal yang digelantungi pemikiran, bayangan kelam masa
lalu, dan asumsi kekhawaritan masa depan. Selagi akal kita masih berpola
pikir seperti itu, perubahan yang ada tidak memiliki pengaruh apa-apa.
“Kamu
tidak akan pernah mampu menyelesaikan problematika yang ada selagi pola
pikirmu tidak ada perubahan,” demikian petuah orang bijak. Dan, Allah
SWT telah menegaskan kepada kita yang diabadikan di dalam Alquran bahwa
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau seseorang kecuali mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS ar-Ra’du: 11).
Ini
artinya, kunci perubahan hidup seseorang ke arah yang lebih baik
terletak di dalam dirinya, bukan terletak pada tempat tinggal atau dalam
lingkungan yang mengelilinginya. Karena manusia hanyalah produk
pemikiran dan keyakinannya. Di samping itu, perilaku dan sikap seseorang
bersumber dari akalnya. Memang tidak dimungkiri bahwa perubahan
lingkungan terkadang membawa sebuah kebaikan, tetapi hanya bersifat
temporal atau kebetulan. Karena, perubahan ini hanya di permukaan tidak
dari akarnya. Juga tak sedikit perubahan tempat hanya sebuah sikap
pelarian dari berbagai rintangan serta tantangan dan menjauhi
problematika yang ada.
Karena itu, kita mesti mengubah pola pikir
dan keyakinan. Kita harus memakai baju keoptimisan dan kebulatan tekad
serta husnudzan kepada Allah. Empaskan bayangan kelam masa lalu dan
kekhawatiran pada masa depan dari jiwa. Kita harus mulai menghadapi arus
kehidupan ini dengan hati yang besar dan akal yang jernih tanpa takut
dengan kekalahan ataupun kegagalan. Bukankah di balik kegagalan ada
pengalaman yang berharga, dan bukankah pengalaman itu guru yang paling
baik?
Sungguh, orang yang tidak mampu mengubah pola pikirnya,
maka dia tidak akan mampu mengubah sesuatu apa pun, kapan pun, dan di
mana pun ia berada. Tongkat yang bengkok tak mungkin menghasilkan
bayangan yang lurus. Hanya dari muara hati yang suci dan akal yang
jernih yang melahirkan jiwa-jiwa jujur, tangguh, bertanggung jawab, dan
siap melakukan pengorbanan apa pun demi kemaslahatan sesama.
sumber : www.rumahzakat.org
Jumat, 16 Maret 2012
KUNCI PERUBAHAN
Tags
EmoticonEmoticon